Reuni Dadakan

  • 1
Beberapa hari yang lalu saya janjian ketemu dengan "partner in crime" yang juga teman satu kostan saat kuliah dulu, sekaligus mba-mba yang sangat baik dan perhatian kepada saya. Belakangan kami jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Sebagai dokter di sebuah rumah sakit daerah di kota ini, wajar jika keduanya sangat sibuk, sementara saya sedikit sibuk dengan diklat-diklat yang juga sedikit membosankan. Hal ini membuat kami jarang kumpul bersama.

Pertemuan dadakan yang tidak terencana ini, membuat kami over excited. Kuangen euy dah lama ga ketemu. Dan terjadilah obrolan panjang lebar mulai dari hal-hal yang remeh nan ga penting sampai ke pertanyaan-pertanyaan serta pernyataan-pernyataan lucu yang membuat kami mengumbar tawa.

Nongkrong di restoran cepat saji sebuah mall sambil mengulit kenangan-kenangan indah semasa kuliah dulu, kejahilan-kejahilan yang tak terlupakan membuat kami lupa waktu, tanpa terasa sudah cukup lama kami disini, meja disamping kami sudah beberapa kali berganti pengunjung, ketika melirik jam dipergelangan tangan, wajar saja ternyata kami sudah 3 jam disini.

Alih-alih tidak enak kepada para pramusaji yang mungkin sudah bosan melihat kami bertiga, akhirnya kami keluar juga sekedar melihat-lihat sekeliling. Tetiba kami menemukan counter foto box, penuh dengan Ababil-ababil yang sepertinya antri untuk berpose. Iseng dan memaksakan diri kami mendaftar meskipun terlihat sangat aneh dan banyak tatapan yang terlihat aneh tertuju kepada kami. Bagaimana tidak, dengan tampang yang bisa dibilang sudah tidak ABG lagi dan parahnya lagi salah satu dari kami ada yang sedang berbadan dua , kami dengan cueknya mendaftar dan ikut mengantri.

Setelah menunggu beberapa saat tibalah giliran kami bertiga masuk ke box untuk berpose. Eh tapi kok engga ada mas-mas atau mba-mba yang motret, bingunglah kami. Untuk beberapa saat kami hanya saling berpandang tanpa tahu apa yang harus kami perbuat. Untungnya tidak begitu lama, masuklah mba-mba nya menjelaskan apa yang harus kami lakukan.

Owalah, ternyata foto box jaman sekarang udah mandiri, kita tinggal masuk, bergaya dan mesin foto boxnya akan memotret secara otomatis beberapa detik setelah kita menekan tombol perintah. Kemudian kita bisa memilih beberapa foto terbaik yang ingin kita cetak. Sebelum dicetak kita ditawarkan beberapa fitur untuk mengedit foto, baik frame maupun backgroundnya untuk kemudian diprint. Untuk melakukan proses pemilihan empat buah foto terbaik sampai dengan mencetak kita hanya diberikan waktu sekitar 150 detik. Dan karena ketidaktahuan kami tentang waktu ini, kami asik mencoba memilih frame satu persatu, hingga waktunya telah habis, foto kami tercetak tanpa sesuai dengan keinginan kami. Apes, frame terakhir yang kami pilih adalah frame dengan ukuran sangat mini ukuran 2 cm x 2 cm. Dan jadilah kami berbagi foto-foto yang super mini itu, lumayan buat nakut-nakuti kutu di dompet.

Ternyata jaman berkembang begitu pesatnya. Foto box jaman sekarang sangatlah berbeda dengan foto box 8 tahun yang lalu. Ini baru tentang counter foto box, belum tentang yang lainnya. Ah bukankah ini petanda bahwa kami memang mulai beranjak dewasa dan mulai ketinggalan jaman. Saya menyebutnya dewasa karena tidak ingin dibilang tua. Dan sekali lagi ini hanyalah pembenaran dan bukan kebenaran.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tak Ada yang Abadi

  • 4
Tidak ada yang abadi di dunia ini, sehingga tak ada yang perlu kita sombongkan. Sebanyak apapun kelebihan yang kita miliki, tak satupun dari itu yang bisa dijadikan alasan untuk melegalkan kecongkakan kita. Sebanyak apapun harta yang kita punyai, tak sedikitpun dari itu yang bisa dijadikan alasan untuk memaklumi kepongkahan kita.

Sebagai manusia, kita hanyalah manusia dengan segala keterbatasan yang melekat pada kita. Lalu masih adakah alasan yang bisa diterima akal sehat, untuk kita melakukan hal-hal yang bisa melukai sesama kita? Ataukah hati nurani kita telah buta tertutup kabut tebal nan hitam sehingga kita begitu dengan mudahnya melupakan kesalahan-kesalahan yang pernah kita buat, tanpa pernah kita tahu, kapan kesalahan kita akan dimaafkan?

Lalu parahnya lagi, sebagai manusia yang memiliki begitu banyak kekurangan, baik fisik maupun non fisik, layakkah kita menyombongkan kekurangan kita? Bersifat angkuh dan tidak ramah? Adakah hal-hal yang bisa kita toleransi untuk pembenaran tentang apa yang telah kita lakukan?

Atau, kita manusia telah menjadi begitu naif, menjadi manusia yang bangga dengan kekurangannya. Apakah memang demikian adanya? Kalau demikian, bukankah hal ini berarti bahwa kita seolah-olah berlomba-lomba dalam keburukan.

Tanpa bisa kita pungkiri, sebagai mahluk sosial, manusia memiliki kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan dari orang lain. Manusia mengharapkan pujian dan sanjungan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan akan pengaktualisasian diri. Tetapi cukupkah itu menjadi alasan untuk kita membanggakan diri sendiri didepan orang lain?

Ah, kita hanya sibuk mempersiapkan pembelaan diri dan bukan mencari solusi.


~
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera.

  • 4
Beberapa hari yang lalu saya ditugaskan kantor untuk mengikuti sebuah diklat. Sebenarnya malas banget mau ikutan acara ini, tapi berhubung diperintahkan ya mau tidak mau ya harus diikuti. .

Tema diklat kali ini ya ga jauh-jauh dari "Kependudukan". Udah jadi makanan sehari-hari (halah!! Abaikan).

Meskipun materi yang disajikan hampir serupa dengan materi-materi sebelumnya, saya pikir kali ini materinya sedikit berbeda. Kalau memakai istilah makanan sehari-hari, maka mungkin ini hanya soal bagaimana saya memakan materi yang disajikan Widya Iswara nya. Kalau dulu-dulu, saya memakan materinya dengan tergesa-gesa dan tidak bisa menikmati materi yang saya makan. Maka sekarang saya memakan materinya dengan perlahan-lahan, meresapi dan menikmati sampai saya terasa kenyang dan hampir muntah! (Baiklah, abaikan saya mulai ngelantur).

Ada satu hal yang menarik dari materi diklat saya kali ini, yaitu visi dan misi dari instansi tempat saya bekerja. Visinya adalah Penduduk Tumbuh Seimbang dan Misinya adalah Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.

Menurut saya ini adalah hal yang luar biasa. Bagaimana tidak, ditengah carut marutnya persoalan bangsa kita yang sangat komplek ini, ada sebuah instansi pemerintah yang memiliki niat yang sangat baik nan mulia terhadap penduduknya. Ternyata saat ini masih ada instansi yang memikirkan kebahagiaan lahir dan batin bagi penduduknya. Sungguh mulia dan layaknya mendapatkan dukungan yang kuat dari masyarakat juga pemerintah jika program-program yang direncanakan benar-benar dapat terealisasi sesuai dengan yang seharusnya.

Kita sama-sama tahu, layaknya sebuah instansi pemerintahan saat ini, maka begitu banyak nada-nada yang tidak diharapkan. Minimnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintahan semakin mempersempit ruang gerak lembaga pemerintahan itu sendiri. Tetapi bukan berarti tidak ada harapan untuk kemajuan bangsa ini.

Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Keluarga kecil akan terwujud apabila masyarakat Indonesia ini sadar akan pentingnya Keluarga Berencana. Bahagia akan terwujud apabila kebutuhan batiniah terpenuhi. Sedangkan sejahtera akan terwujud apabila kebutuhan lahiriah kita terpenuhi.

Jika visi dan misi ini benar-benar dijalankan, luar biasa. Dapat saya bayangkan, bagaimana negara ini akan berkembang dengan pesatnya. Dengan tercapainya keseimbangan pertumbuhan penduduk, maka akan diikuti dengan meningkatnya nilai Indeks Pembangunan Manusia, meningkatnya kualitas penduduk yang diindikasikan dengan meningkatnya tingkat pendidikan, meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat kita dan lain-lain.

Keadaan ini bukan tidak mungkin dapat kita wujudkan. Selama masih ada manusia-manusia yang berhati nurani dan beriman, manusia-manusia yang cerdas dan jujur, saya yakin meskipun sedikit bahwa masih ada harapan untuk bangsa ini.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senja di Kereta

  • 0
Suatu senja di kereta.

Tak ada yang istimewa, seperti senja-senja sebelumnya. Aku duduk disisi jendela. Menyingkap tirai penutup jendela dan mulai menikmati rinai hujan yg mulai menampakkan kuasa-Nya.

Earphone sudah terpasang dengan lagu-lagu pilihan menemani perjalananku kali ini. Playlist yang aku beri nama "teman seperjalanan" ini hanya ada 19 lagu kesukaanku. Dan sudah kupastikan "wish you were here" nya Avril Lavigne ada di urutan teratas.

Suhu gerbong tidak terlalu dingin meski aku melihat angka 16 derajat tertera di Air Conditioner itu, ah mungkin terlalu banyak manusia di gerbong ini yang membuat keadaan menjadi . Untungnya aku memakai baju yang tidak membuat gerah. Lucky me!

Sedikit memandang keatas, aku memastikan ransel backpaker kesayanganku berada ditempatnya. Ransel yang selalu setia menemani perjalanan-perjalananku yang terkadang sedikit melelahkan.

Kemudian aku tersadar, sepertinya ada yang kurang disini. Ada hal yang tak tersebutkan. Ada yang seolah-olah teralpakan. Ternyata itu Kamu. Ya, tidak ada kamu disini. Entah kenapa, dunia terasa sunyi tanpamu. Ah, mungkin ini petanda aku mulai mencandumu.

Perjalanan ini terasa asing tanpamu, meski aku tetap bersama lagu-lagu kesukaanku. Tapi inilah hidup. Terkadang apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Apa yang sudah kita susun dengan rapi pun bisa dengan sekejap jadi berantakan. Tak selamanya kita akan bersama orang yang kita sayang dan tak semua cerita berakhir dengan happy ending.

Seperti kereta yang sedang aku tumpangi ini, meski jelas arah dan stasiun akhir yang ditujunya, tapi tak satupun dari kita yang bisa menjamin keselamatannya. Tak satu pun dari kita bisa menjamin kereta ini akan sampai di stasiun terakhirnya. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada detik selanjutnya. Kita manusia, hanya bisa melakukan yang terbaik dan mengharap yang terbaik jugalah yang akan terjadi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Life-lessons that are hidden behind a series of heartbreaks.

  • 1


Yes, they hurt. But no matter how much they hurt, I realize that my previous relationships–even when they didn’t work out the way I wanted them to be, have taught me some valuable life-lessons, and I won’t trade these with anything. There were times when I was young and didn’t know any better, but looking back at what I have experienced in life so far, I realized how much I have learned. And I am thankful for that. These are some life-lessons I learned from my previous relationships; things that are hidden behind a series of heartbreak, and I want to share it with you.

1. Do not jump into a relationship with a guy just because everyone else thinks he’s cool. Jump into a relationship with a guy because you think he’s cool–even if everyone else thinks he’s not.

beradadisini

Do not choose to live your life based on other people’s expectations on you. And you won’t be happy comparing what you don’t have with what other people have. What makes them happy may not be something that will make you happy. Find your own thing. Your own calling. Your own way to live your life. I know it’s hard. I’ve been there, too. It’s hard to ignore people who tell you to live your life a certain way, especially if these people are those who are close to you–or your heart. But you owe yourself your life. This is your life. Make sure that you live a life without what-ifs.

2. Do not break up with a guy just because everyone else thinks he’s not cool. Break up with a guy because you think he’s not cool–even if everyone else thinks he is.

beradadisini

Don’t let others determine what you should or should not like. Don’t let others tell you what’s edgy, what’s mainstream, and what’s quirky. Don’t let people put you into boxes and give you labels. Think for yourself. Stand to what you believe in. Some people will judge you for this. But that’s fine. You’re better off without listening to their judgement. And because we know how terrible it is to be judged, the least we can do is to not turn ourselves into the people we don’t want to be. Let’s stop judging other people, too. Like something because it feels nice to you. Love something because it warms you up inside. Do something because it’s fun and it makes you laugh–even when other people think it’s stupid.

Forgive but not Forgotten

  • 6

Berapa banyak lagi waktu yang kita punya?

Kita memang tidak pernah tahu. Dan kita tidak akan pernah bisa memperkirakan. Pun kita tidak pernah bisa menebak dengan tepat. Kita hanya bisa berandai-andai. Mungkin kita punya waktu sebentar, mungkin masih banyak waktu, atau mungkin hanya tersisa hari ini saja. Besok, lusa, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dan jika kita hanya memiliki hari ini, detik ini, pernahkah kau tanyakan, kenangan apa yang akan kau tinggalkan ketika esok datang? Akankah kau mengenang hari ini dengan senyuman, dengan tangisan, dengan kesumat yang memuncak ketika langit diatas kepalamu seluruhnya gelap? Tidakkah kau ingin mengkristalkan satu hari ini dengan senyum yang mengembang cantik? Atau kau akan membiarkan dirimu dipenuhi dendam yang membara dihati? Tetapi tidakkah kau ingin mengabadikannya dengan sesuatu yang indah?

"Banyak diantara kita yang marah karena masa lalu kita dirusak oleh orang lain. Maaf memang tidak pernah bisa memperbaiki masa lalu, tetapi bisa memperindah masa depan" - Mario Teguh.

Terkadang sulit bagi kita untuk ikhlas, dengan apa yang terjadi pada kita dimasa lalu, ketika apa yang telah kita susun dengan indah, dan seketika yang lain datang merusak dengan mudah.
Ketika kau tahu, sulitnya melupakan sebuah kesalahan, meski kata maaf telah diucapkan, janganlah meninggalkan ingatan sedih pada kenangan.

Berdamailah dengan diri sendiri, berdamailah dengan hati kecil. Katakan kepada kenangan, terlalu sulit jika harus disudahi dengan pedih. Sejuta rasa pahit yang kita kecap akan hilang oleh setitik rasa manis yang datang belakangan. Maka bersikap adillah pada kehidupan, maafkan dan lepaskanlah semuanya. Juga jangan lupa untuk menyisakan sepotong maaf pada diri sendiri. Karena kita semua layak berbahagia, layak mendapatkan kesempatan kedua. Kita hanya manusia biasa.

Love,

@ivanna_vee

PS: I will forgiven but not forgotten about all. People do make mistakes, and I think they should be punished. But they should be forgiven and given the opportunity for a second chance. We are human being.



~
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Get Better, Be Better

  • 0

Hari ini tanggal 5 November 2013 bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1435 Hijriah.

Saya banyak menerima Broadcast via BBM dari teman-teman sekedar ucapan formal ucapan selamat tahun baru islam . Namun sebuah BBM berisi doa tulus dari seorang temen membuat saya sedikit haru.

"Met Tahun Baru 1 Muharram 1435 Hijriyah Nia, semoga Allah ampuni dosa-dosa kita yang telah lalu, dan memberkahi kita dengan kehidupan yg lebih baik n kebaikan...aamiin".

Begitu kira-kira isi BBM teman saya. Saya langsung meng-aamiin-i doa tersebut. Aamiin. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya yang telah lalu. Saya yakin begitu banyak khilaf dan lalai yang telah saya lakukan baik dimasa lalu maupun masa kini dan semoga dosa saya diampuni. Dan semoga kedepannya Allah memberkahi saya dengan kebaikan dan kehidupan yang lebih baik. Aamiin.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. The future not ours to see. Namun selama kita melakukan kebaikan, semoga kebaikan itu pula yang akan kita dapat.

The last...! I say: Happy Islamic New Year 1 Muharram 1435 Hijriah. Get Better, be Better.

Love,



YI

Ps: Selamat Ulang Tahun buat sohib saya Muharramah Istnaini Prihatini.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sebuah Perjalanan

  • 1
Mungkin saat ini kita masih berjalan beriringan, menghadap kearah yang sama dijalan yang sama. Mungkin ada sedikit ragu dibenakmu, mengingat ini tak mudah. Jalan ini masih panjang. Masih terlalu panjang.

Mungkin kita terlalu sering menebak ujung perjalanan ini. Tapi kita berhenti di persimpangan yang membingungkan. Lalu kenapa harus kita bingungkan. Tidakkah menjadi mudah jika kita terus berjalan. Tanpa harus memikirkan ujung perjalanan ini. Absurd memang karena kita seolah berjalan tanpa tujuan.

Terkadang aku takut tak punya cukup waktu untuk sampai kesana. Ujung perjalanan ini. Terkadang terbesit dibenakku untuk berbalik arah saja. Menatap kebelakang kearah yang sudah pasti kuketahui. Atau untuk berhenti sejenak, mengambil jeda, menarik nafas yang panjang.

"Hidup kan terus berjalan meski penuh dengan tangisan" itu katamu. Aku hanya bisa terdiam memandang punggungmu. Kamu mengambil langkah pasti. Melanjutkan perjalanan. Aku bimbang.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Silent

  • 2

Aku diam karena aku ingin semua menjadi baik-baik saja. Aku ingin waktu membiaskan semuanya. Membuat kita lupa apa yang sesungguhnya sedang terjadi. Aku ingin kita sejenak mengambil nafas, untuk kemudian menikmati segarnya oksigen kehidupan.

Aku diam karena aku tak ingin mengusik. Ibarat danau yang tenang, menemukan ritme nafas perdamaiannya dengan alam. Aku tidak ingin menjadi angin yang membuatnya bergelombang. Yang merusak kesimbangan yang telah lama ada. Aku juga tidak ingin menenggelamkan diriku ke danau itu karena aku tidak ingin mengusik ketenangannya. Aku tidak ingin jadi pelopor sebuah ketidaknyamanan.

Aku diam karena aku ingin selalu damai. Berdamai dengan keadaan. Walau terkadang tak sesuai harapan. Tapi aku lebih baik diam. Aku memilih diam. Pura-pura sedang tidak terjadi apa-apa. Dan semoga tidak kenapa-kenapa.

Aku diam karena aku lelah menyampaikan maksudku. Sementara kamu tetap sibuk dengan duniamu. Kamu seolah tenggelam dalam kehidupan yang kamu ciptakan sendiri. Kamu lupa bahwa ada aku disini.

Lalu kemudian, aku terbiasa untuk diam. Aku hanya ingin kamu tahu. Bahwa aku diam, tapi aku tidak bisu. Aku hanya sedang tidak ingin bicara dengan orang yang tidak mampu mendengar.

Kelak jika semuanya tetap menjadi baik-baik saja. Aku pun akan tetap diam.



~
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Be Patient

  • 0

Sesungguhnya tak ada yang lebih baik diantara kita. Tidak ada yang lebih unggul, karena kita hanya manusia biasa. Dengan segala keterbatasan yang ada, kita bukanlah siapa-siapa.

Seperti yang sering aku bilang ke kamu. Kita harus lebih sabar menjalani hidup ini. Keterbatasan itu membuat ruang gerak kita jadi sempit. Tapi bukan berarti tak mungkin untuk kita. Kita pasti bisa. Bersabarlah sebentar lagi.

Aku tahu kamu lelah. Karena aku juga sama, lelah. Tapi kita tak punya banyak pilihan. Kita harus kuat. Bukankah kamu pernah bilang padaku, siang tak selamanya akan terang dan malam tak selamanya gelap. Dunia pasti berputar. Dan selama bumi masih berputar pada porosnya, selama itu pula kita masih punya harapan.

Satu hal yang perlu kamu tahu, aku akan bertahan sekuat aku bisa. Aku tak akan menjerit walaupun aku sakit. Dan aku akan tetap diam meski begitu banyak celaan. Aku harap kamu pun begitu. Seperti janji kita disore itu, kita akan berjuang demi adanya kita.


Powered by Telkomsel BlackBerry®
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...