Waiting...

  • 0

Aku menunggu dibatas kota. Menanti langkah terakhir dari perjalanan seribu milmu. Dan akan menjadi awal dari perjalanan beribu-ribu mil kita. Aku ingin keliling dunia dengan kamera ditangan kananku dan tanganmu ditangan kiriku.

Siapapun kamu! Aku menunggumu.


Tanjung Senang.
With love,

@ivanna_vee


*_*
Powered by Telkomsel BlackBerry®

First Time in My Life

  • 0

Beberapa minggu yang lalu saya terpaksa diopname di rumah sakit. Tentunya karena sakit donk ya makanya saya dirawat di rumah sakit.
Dan well, ini adalah sebuah pengakuan, bahwa seumur hidup dalam kurun waktu 25 tahun pertama saya, ini adalah kali pertama saya terpaksa harus dirawat dirumah sakit. Bukan berarti saya ga pernah sakit sih, tapi biasanya kalau saya sakit saya engga pernah mau untuk dirawat di rumah sakit. Sebisa mungkin, dengan berbagai alasan saya slalu menolak untuk diopname. Saya memilih untuk dirawat dirumah saja.

Dan beberapa minggu yang lalu, saya benar-benar berada disituasi yang memang mau tidak mau saya harus diopname di rumah sakit. Dan lagi-lagi ini adalah sebuah pengakuan bahwa ini kali pertama saya diinfus dan diambil sampel darah.

Pertamakali menyaksikan jarum itu memasuki kulit saya, rasanya dingin dan sakit, sedikit memicing mata saya tetap memperhatikan mili demi mili jarum itu menembus kulit dan urat saya. Tidak saya hiraukan suster yang mengajak saya untuk ngobrol, saya fokus pada benda asing yang menerobos kulit saya dan sedikit meragukan keahlian sang suster.

Dan ternyata firasat saya benar, sang suster amatiran. Alhasil tangan saya bengkak dengan suksesnya sampai siku. Terimakasih buat suster cantik itu. Hehee! Dan ini adalah berita buruk buat saya, karena sialnya posisi infusenya harus dipindah. Yang artinya prosesi jarum suntik itu akan terulang untuk kedua kalinya. Beruntung kali ini sukses.

Tentunya tangan kiri saya terlihat tampak indah dengan hiasan perban-perban dan selang infuse.

Ternyata begitu rasanya diinfuse, tidak separno yang saya bayangkan sebelumnya, tapi cukup ribet karena membatasi ruang gerak saya. Eh namanya juga sakit ya, ga boleh banyak gerak hehehhee...

Saya berharap ini adalah kali pertama dan terakhir saya diopname dan di infuse. Mudah-mudahan tidak Αϑα kejadian untuk yang kedua kalinya. Aamiin.


Selalu Αϑα hikmah disetiap kejadian yang Allah tetapkan. Dan ini merupakan pelajaran berharga buat saya, agar selalu menjaga kesehatan, karena menjadi sakit sungguh tidaklah enak. Dan kedepannya mudah-mudahan saya selalu ingat bahwa sehat itu mahal dan mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

Semoga dengan diberikannya sakit saya ini, bisa meluruhkan dosa-dosa yang telah saya perbuat. Aamiin.


Midle of July,


@ivanna_vee


*_*
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Hujan itu pasti reda

  • 0

Pagi ini saya terbangun dengan suara hujan yang sangat deras yang diiringin dengan suara petir yang membahana. Sejenak saya membuka recent updates di BB saya, banyak status teman-teman yang berdoa semoga hujan sampai siang biar ga masuk kerja sekalian.

Entah kenapa dengan adanya hujan ini, agak merusak mood saya dipagi hari ini. Mau mandi jadi males pasti dingin, mo ngapa-ngapain juga terasa malas. Saya kurang menyenangi hujan. Agak beda memang, mengingat teman-teman saya kebanyakan begitu menyukai hujan.

Bahkan saking senangnya, Αϑα teman saya yang di akun twitternya namanya diubah jadi @perempuanhujan. Αϑα lagi yang nama di BBM nya diubah jadi xxxloverain. Ada-ada saja, tapi itu bentuk ekspresi mereka karena sangat menyukai hujan.

Menurut pendapat sebagian orang, hujan itu romantis, hujan itu menimbulkan suasanya nyaman bahkan hujan itu berkah dari Yang Kuasa.

Tapi menurut saya hujan-hujanan itu sama sekali ga seksi apalagi romantis, lah dimana letak romatisnya, orang kita basah kuyup dengan resiko demam dan flu kok ya dibilang romantis. Nyamannya sih ya kalau kaya saat ini hujan deras Αϑα alasan untuk berangkat agak telat kekantor.

Well, pada dasarnya hujan itu terkadang memang menentramkan, tapi sayanya aja yang kurang bisa menikmatinya. Karena memang saya kurang menyukai hujan. Justru suasana setelah hujanlah yang paling sangat saya rindukan.

Saat dimana bumi Tuhan ini terlihat basah dan segar apalagi Αϑα matahari yang seakan kembali bersinar. Suasana seperti itu yang membuat saya bersemangat. The day after rain. Apalagi Αϑα pelangi yang berwarna warni. Perpecto!

Jadi sebenarnya saya sedikit menyukai hujan hanya karena saya berharap tanah basah dengan matahari bersinar kembali dan Αϑα pelangi.

Αda Filosofi tersendiri dibalik "the Day after Rain" versi saya. Dimana hujan saya analogikan sebagai suatu kesedihan, masa lalu, dan sesuatu yang kelam yang mau tidak mau harus kita hadapi dan harus kita lalui. Kalau ada pepatah yang bilang "Badai Pasti berlalu" begitu juga dengan pepatah saya "Hujan Pasti Reda". Dan ketika hujann reda saya menganalogikan sebagai akhir dari sebuah kesedihan dan merupakan awal yang baru yang harus kita jemput dengan semangat yang baru juga.

So, I Love the Day after Rain with sun rise and Rainbow.


Early morning
With Love,


@Ivanna_vee

.
*__*

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Perjalanan Seribu Mil

  • 0
Buat kamu yang display picture BBM-nya tidak berubah-ubah. Yang selalu memajang quote " Perjalanan seribu mil diawali sebuah langkah". Yang entah sudah berapa minggu terpajang sampai-sampai aku sedikit bosan melihatnya. Tahukah kamu bahwa kata-kata itu sebenarnya memiliki ambigu dalam maknanya. Tahukah kamu bahwa kata-kata itu sebenarnya kurang memiliki semangat juang yang sesungguhnya.

Satu langkah pertama yang kau tempuh dalam perjalanan seribu mil yang kau tuju itu memanglah sangat berarti. Tanpa semangat langkah pertama yang kau ciptakan maka tidak akan Αϑα langkah-langkah selanjutnya. Tanpa satu langkah awal yg kau ciptakan, maka mustahil bagi kamu untuk mencapai seribu mil yang kau impikan.

Tapi tahukah kamu bahwa perjalanan seribu mil yang kau rencanakan itu bisa saja menjadi perjalanan beribu-ribu mil dan menjadi perjalanan yang tidak sesuai dengan rencanamu. Perjalananmu bisa saja menjadi sebuah perjalanan yang terjal nan berliku yang tak berujung. Sebuah perjalanan sia-sia yang sangat menguras energi dan melelahkan.

Dan tahukah kamu apa yang salah dalam perjalananmu kali ini? Dan Mengapa ini menjadi perjalanan yang melelahkan bagimu. Αϑα satu yang terlupa olehmu. Kamu lupa mengambil sebuah langkah akhir yang menjadi batas akhir perjalanan satu milmu itu. Kamu lupa bahwa sesungguhnya perjalanan satu mil pun juga diakhiri oleh sebuah langkah.

Dan bahwa sebuah rencana besar yang dimulai dengan sebuah langkah awal yang baikpun akan terasa sia-sia tanpa sebuah langkah akhir yang baik jua.

Dan bahwa sebuah perjalanan tanpa tujuan itu sesungguhnya sangat membosankan.

NB:
Buat kamu yang DP BBM - nya tidak berubah-ubah, ingatlah aq menanti dibatas kota, menanti langkah akhir dari perjalanan seribu milmu, yang akan menjadi langkah awal perjalanan seribu mil kita.


Regard,
@Ivanna_vee

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Posting from smart Phone

  • 0
Testing just trying.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...