Moment sunyi bersama mama

  • 0
Dear mama…             
Saat aku menulis surat ini, kita terpisah jarak yang cukup jauh. Sudah lama kita tak bersua, terakhir berjumpa beberapa bulan yang lalu. Itupun anakmu ini hanya pulang beberapa hari saja. Sungguh tak bisa mengobati rasa rindu yang membuncah. Namun apa daya inilah kenyataan hidup yang harus kita jalani. Terpisah dalam jarak dan ruang yang berbeda.
Mama, mungkin kita memang tidak sedekat layaknya hubungan anak dan ibu pada umumnya, dan kita tidak seakrab layaknya mama dengan anak-anak mama yang lainnya. Tapi hal ini tidaklah berarti bahwa aku tidak mencintai mama, dan tidak juga berarti bahwa mama tidak menyayangi aku. Meski terkadang aku iri,  mengapa aku tidak bisa begitu akrab dengan mama seperti mereka.
Mama, dulu  aku memang  tidaklah seceria dan seramai anak-anak mama yang lain. Sebagai bungsu mama, aku tidak manja dan selalu meminta perhatian dari mama. Aku terlalu cuek dengan keadaan yang terjadi di rumah, sibuk dengan dunia yang kuciptakan sendiri. Aku bagaikan anomali anak dalam keluarga kita. Mungkin mama lelah menghadapi sikapku yang begitu. Hingga akhirnya mama memilih untuk tidak ambil pusing dengan keberadaanku.
Ma, sadarkah mama, dulu saat aku masih dirumah, begitu banyak momen sunyi yang kita lewati bersama. Apalagi setelah kedua anak mama yang lain meninggalkan rumah untuk menuntut ilmu di luar kota. Kita hanya bertiga, aku, mama dan ayah. Saat itu aku berharap dengan kondisi seperti itu, kita akan menjadi lebih akrab dan bisa saling memahami satu sama lain. Tapi kenyataan berkata tidak. Komunikasi kita tetap tidak begitu baik. Kita jarang terlibat dalam obrolan panjang seperti ibu-ibu lain dengan anak gadisnya. Kita terlalu sibuk dengan urusan kita masing-masing, mama dengan pekerjaan rumah tangga mama dan ibu-ibu tetangga kita,  sementara aku sok sibuk dengan sekolah dan teman-temanku. Bahkan mama tak perlu repot menyuruhku untuk belajar karena mama juga tahu, aku bisa pastikan meskipun aku tidak tampak belajar  dirumah, aku akan selalu mendapat nilai terbaik disekolah. Dan aku telah membuktikannya.
Mama, begitu banyak masa-masa sulit yang kita hadapi berdua. Pernah dulu, disaat kita makan malam bersama dalam diam, mama berlinang airmata mengingat kedua anak mama yang lain dirantau sana.  Aku tahu mama kangen dengan mereka karena aku juga sama ma kangen mereka. Mama khawatir apakah mereka makan teratur atau tidak disana, aku juga khawatir ma. Tapi yang paling aku sesalkan pada saat itu adalah aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk sekedar mengurangi beban mama. Aku hanya bisa diam dan menyaksikan betapa mama tersiksa karena rindu.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...