Monolog hati

  • 0

Ada saat dimana waktu berjalan begitu lambat. Seolah-olah sedang dalam tayangan slow motion sebuah drama india. Ketika hari-hari hanya ditemani seonggok tv usang yang tak henti bercerita tentang kerasnya dunia ini.

Saat dimana hanya berteman sepi dengan sejuta kesal dan sesal yang datang silih berganti dalam labirin yang dinamakan pikiran. Seolah tersesat dalam impuls-impuls yang saling tumpang tindih, rasa benci seketika menyeruak hadir bak sosok raksasa perkasa.

Kemudian kembali tersadarkan oleh alarm token listrik yang berteriak minta di isi ulang. Dunia kembali sunyi. Perlahan namun pasti, kebencian itu kembali menyeruak pada sosok penghianat muara semua derita ini.

Entah kenapa, ribuan tetes air mata tak juga menenangkan jiwa yang sedang jenuh. Jenuh dan tercabik oleh penghianatan yang terencana. Seakan memang disetting hanya untuk derita yang tiada bertepi.

Lalu kemana anggunnya jiwa yang selalu tersusun rapi dalam tata krama jiwa sehari-hari. Semua seakan musnah dalam hitungan detik. Semua berubah begitu cepat seolah tak mengenal jiwa sendiri.

Semua terbungkus dalam rasa benci dan dendam disanubari. Seolah ribuan kata maaf pun takkan berarti. Begitu dalam luka yang dialami. Sakit tak terperi menusuk hati.

Kini, tv usang itu pun berdiam diri seiring diam nya alarm token listrik. Dayanya telah tiada lagi. Dunia kembali sunyi. Dunia menjadi gelap! Dunia jadi mati.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...