Sang Partner

  • 0

Dear kamu,
Terimakasih untuk hari-hari yang telah kita lalui bersama. Untuk hari-hari yang telah kita khianati bersama.
Kita selalu yakin bahwa kita adalah partner yang paling serasi. Tiada banding tiada tanding.

Kita adalah cerminan dua manusia yang saling bersama karena selalu berbeda. Bukankah kita tahu bahwa tidak ada satu kesamaan pun yang membuat kita tetap berpartner hingga hari ini. Dan kita sama-sama sadar bahwa perbedaan itu jugalah yang membuat kita kokoh berpartner. Dan mungkin jika memang harus dirunut, persamaan kita adalah bahwa kita sama-sama sadar bahwa kita tak pernah sama, tak pernah se ide dan tak pernah sepaham.

Lalu, pertanyaannya kenapa kita masih kekeuh berpartner? Bertahan dalam ribuan bulan? Kenapa?

Mungkin.

Jawabannya. Sekali lagi mungkin.

Karena kita keras kepala.

Atau mungkin karena kita terlalu cuek dalam berpartner.

Lalu mulai detik ini, betapa aku sadar bahwa ternyata tiba-tiba kita punya begitu banyak kesamaan.

Bahwa kita sama-sama keras kepala, dan kemudian kita sama-sama cuek. Lalu kita sama-sama saling menuntut pengertian satu sama lain. Dan berujung pada sama-sama tak ada yang ingin mengalah.

Dear Kamu,
Aku sadar bahwa dalam hubungan ini kita seolah berperang baik secara terbuka maupun secara diam-diam. Kita berperang ingin saling memenangkan arogansi satu sama lain. Saling adu pengaruh untuk menjadi leader sang pengambil keputusan.

Entah partnership macam apa yang sedang kita lakonkan. Tapi inilah kita. Sang pembuang waktu.

Entah sampai kapan kita akan bertahan diatas ketidaksepahaman ini. Atau kita akan sama-sama mengangkat bendera putih atas hubungan ini.

Entahlah!

Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...